Hello guys, Kalian mungkin pernah melihat tentang fitur ini pada fitur yang ada di domain kalian. DNSSEC seperti namanya dari DNS & SEC, Pertama kali saya mengenalnya saya pikir ini pasti berhubungan dengan keamanan DNS secara terbentuk dari kata DNS dan SECurity kan…hehe . Tetapi sebernernya DNSSEC mempunyai kepanjangan “Domain Name System Security Extension” dan secara gak langsung saya gak salah juga. Intinya fitur ini sebagai bentuk keamanan authentikasi dari domain ke server, kalau data yang berkomunikasi dari domain dan server memanglah dari server yang sesuai dikarenakan menggunakan key sign yang sama sehingga menjadi lebih aman.
Ok langsung aja, untuk menggunakan DNSSEC pada cloudflare tuh gampang banget men, tinggal copy paste key dari cloudflare ke domain manager kalian (tergantung registrar domain kalian). Sebagai contohnya kalian bisa log in ke dashboard cloudflare kalian dan cari menu seperti di bawah ini.
Setelah kamu menemukan menu seperti diatas, selanjutnya bisa langsung klik “Enable DNSSEC”. Maka kamu akan disuguhkan pada halaman seperti di bawah ini.
Setelah muncul tampilan seperti diatas maka selanjutnya kita akan masukkan kode key diatas untuk disambungkan pada domain manager kita, dimana kita membeli domain. Misalnya jika kalian membeli domain di GoDaddy, Namecheap, IDWebhost..dll maka kalian tinggal masukkan pada domain manager lalu pilih DNSSEC menu pada registrar domain kalian. Dibawah ini contoh registrar yang aku pakai yakni Namesilo maka untuk contohnya seperti gambar dibawah ini.
Seperti yang kalian diatas kita tinggal memasukkan kode key yang didapat dari cloudflare pada menu DDNSSEC pada registar kita masing masing. Pastikan semua sudah sesuai dan jika berhasil pada tab DNS dan menu DDNSSEC akan tampil seperti di bawah ini.
Yah gampang banget kan ya,dengan firut DDNSEC ini menambah keamanan pada DNS kita biar tidak mudah dibajak (kalo gak salah namanya DNS forged). Jadi domain kalian lebih aman. Selamat Mencoba!
Kalian ada gadget, hape laptop, printer? pasti udah menyadari interface USB. Yap bener, USB dengan kepanjangan Universal Serial Bus yang digunakan untuk transmisi data dan daya pada perangkat teknologi saat ini. Sejalan dengan perkembangannya interface USB ini banyak mengalami perubahan fisik juga lo dan masing masing bentukan fisik pun mempunyai kompatibilitas masing2. baik dari versi USB (misal USB 1.1, 2.0 , 3.0, 3.1) dan juga power output yang bisa dialirkan pada interface tersebut. oke kita mulai aja dari yang pertama:
USB Type A
Merupakan tipe USB yang paling umum digunakan pada banyak perangkat, biasanya digunakan sebagi base. USB Type A ini untuk sekarang juga mempunyai 2 versi yakni tipe standar dan tipe SuperSpeed. Untuk tipe standar dia mempunyai 4 pin pada portnya yang mendukung hingga bandwidth USB 2.0 (480Mbps) dan pada Super Speed mempunyai 8 pin konektor yang mendukung hingga USB 3.2 (5Gbps-20Gbps).
USB Type B
Tipe USB ini biasanya digunakan pada perangkat printer, scanner dan yang agak mirip skenario tsb. USB ini berbentuk kotak yang agak lebar yang dapat kompatibel dengan transmisi data USB 1.1 hingga 3.x tergantung ujung satunya (biasanya Type A).
USB Type C
Merupakan versi paling terbaru dari interface USB yang penggunaanya dapat dibalik atas maupun bawah karena mempunyai dimensi yang simetris. Jenis ini mendukung bandwidth hingga USB 3.2 (20Gbps) dan sepertinya juga akan mendukung USB 4.0 dikemudian hari. Untuk USB Type C juga mendukung power delivery (tergantung produsen ingin prioritaskan bandwidth atau daya) yang dapat menghantarkan daya hingga 240W (*untuk saat ini). Makanya tidak heran jika interface ini yang paling banyak dijumpai untuk semua perangkat saat ini baik itu laptop, smartphone, monitor, tablet..dll. Karena merupakan interface USB yang paling versatile baik untuk transmisi data bandwidth tinggi maupun tansmisi daya tinggi.
Mini USB
Merupakan interface USB yang sering dipakai sebelum pergantian ke layar capacitive. dapat kita temukan pada handphone lama keluaran 2006 dan juga konsol seperti PSP. Mendukung bandwidht hingga 480Mbps atau USB 2.0. Pada 2007 telah dianggap telah usang karena dimensinya yang terlalu besar untuk prangkat mobile generasi terbaru yang lebih tipis, lalu selanjutnya digantikan oleh micro USB yang akan kita bahas di bawah ini.
Micro USB
Selanjutnya ialah Micro USB, jenis port ini lumayan lama dipakai hingga kini pun masih dipakai meskipun sudah banyak digantikan oleh USB Type C. Kelebihan dari port ini ialah dimensinya yang lebih kecil dari mini USB serta mempunyai fitur yang sama seperti Mini USB.
Jadi itulah macam macam port USBnya men. Sebenernya ada lagi Micro USB SuperSpeed yang merupakan versi high bandwidth dari micro USB yang dapat mendukung transmisi data hingga 6Gbps yang biasa ada pada hardisk enclosure, yang saat ini juga udah mulai digantikan oleh USB type C. Ok, mungkin gitu aja semoga membantu ya!
Pernah ingin beli microphone tapi kalian bingung karena jenisnya, microphone yang dijual di marketplace emang umumnya ada 2 jenis seperti judul ini. Jadi baik itu Dynamic maupun Condenser Microphone mempunyai cara kerja yang berbeda & kebutuhan yang berbeda juga. Sebelum kita bahas perbedaannya kita mulai dulu dari persamaannya, yang membuat mic bisa pickup suara kita yakni Diafragma (diaphragm). Jadi Diafragma (diaphragm) simplenya seperti speaker kecil yang terbuat dari lembaran (biasanya plastik), magnet dan lilitan tembaga (coil) sebagai penghantar listrik. Cara kerjanya getaran akustik akan menyebabkan Diafragma (diaphragm) bergetar yang selanjutnya akan dikonversi menjadi energi listrik.
Diafragma (diaphragm) pun umumnya ada 2 jenis yakni:
Diafragma Besar ( large diaphragm)
Sesuai namanya Diafragma ini mempunyai ukuran yang besar dengan karakteristik polar pattern yang tidak konsisten tetapi mempunyai sensitifitas yang tinggi yang membuatnya bisa menangkap spektrum suara yang lebih luas. Mikrofon dengan Diafragma ini dapat kita temui pada perekaman suara vocal, bass drum dan kadang kadang untuk perekaman ruangan untuk mendapatkan suara yang lebih vintage.
Small Diafragma (small diaphragm)
Mikrofon dengan Diafragma ini juga biasa disebut “pencil microphone” yang sangat begus untuk menangkap suara dengan frekuensi tinggi dan mempunyai polar pattern yang konsisten (dikeranakan ukuran diafragma dan massa/beratnya). Karena itu kamu biasanya akan menjumpai mikrofon ini pada snare drum, piano dan gitar akustik.
OK disini kita udah tahu dasar dari microphone, selanjutnya apa sih berbedaan microphone dynamic dan microphone condenser?
Dynamic Microphone
Mikrofon dynamic umumnya dapat menangkap berbagai sinyal suara tanpa takut Diafragma akan rusak dikarenakan tingkat sensitifitas yang rendah dan punyai gain bawaan yang tinggi, jadi biasanya akan kalian temui mic ini untuk skenario live / penggunaan di ruang terbuka secara langsung. Meski begitu mikrofon ini juga cocok untuk penggunaan studio untuk drum, intrumen loga, amplifier gitar..dll. Umumnya untuk menangkap suara yang keras.
Condenser Microphone
Berbeda dengan dynamic microphone, Condenser Microphone umumnya lebih sensitif dengan getaran suara. Jadi penggunaan mikrofon ini jika kamu terlalu meniup capsule diafragma condenser, maka suara yang dihasilkan akan terdistorsi (dikarenakan sensitifitasannya). Mic ini juga dapat digunakan untuk skenario live kadang kadang, tetapi mic ini umumnya digunakan pada ruangan studio dimana kamu bisa mendapatkan suara dengan rentang tone yang luas dan lebih natural.
Jadi mana microphone yang cocok untuk saya?
Seperti yang diijelaskan diatas, semua kembali pada kebutuhan perekaman kamu. Jika kamu ingin merekam suara keras seperti vocal yang keras, snare drum, keyboard dan intrumen logam maka saya sarankan pilih Dynamic Microphone. Namun jika kamu ingin merekam suara yang tidak keras seperti vocal, bass drum, gitar akustik, piano maka Condenser Microphone menurut saya akan lebih cocok.
Sudah sangat umum kalau semua chip CPU/GPU/SOC bisa sangat panas dan karena itu setiap pembelian chip semicondutor akan dilengkapi dengan sistem pendingin baik itu untuk PC, ponsel, server dan peralatan/komponen elektronik lainnya. Itulah mengapa pentingnya penggunaan cooler / sistem pendiginan yang sesuai kebutuhan masing masing, yang mana untuk PC akan terbagi menjadi dua yakni Liquid / Water Cooling & Air Cooling. Setelah itu akan timbul pertanyaan mana yang terbaik dari kedua sistem pendingin tersebut?
Nah, untuk pertanyaan ini jawabannya mungkin kalian bisa menduganya yakni TERGANTUNG. Kenapa tergantung, karena setiap sistem pendinginan baik liquid cooling & air cooling mempunyai kelebihan maupun kekurangan masing masing yang dapat kalian pertimbangkan. Untuk itu kita akan mulai dari dasarnya yakni bagaimana cooling sistem masing masing bekerja, mulai dari perpindahan panasnya dari awal hingga akhir. Kita mulai dari yang paling umum yakni air cooling atau sistem pendinginan dengan media udara.
Air Cooling / Sistem Pendinginan dengan Udara
Sistem pendinginan air cooling merupakan sistem paling tua dan hingga saat ini pun masih dipakai dikarenakan ke efektifitasannya & lebih murah dikarenakan menggunakan media udara yang ada di sekitar kita. Selanjutnya pendinginan air cooler biasanya akan lebih mudah dipasang dan diaplikasikan bahkan oleh pemula sekalipun. Umumnya air cooler dapat mengangani pendinginan CPU/GPU dari low end hingga high end dengan baik (yang optimal biasanya menggunakan kombinasi base dan pipa tembaga yang terhubung dengan heatsink alumunium). Kekurangan dari sistem ini ialah ukuran heatsink yang agak besar dan lebar (meski ada versi low profilenya) jika dibanding liquid cooler base seperti water block yang berkontak langsung dengan sumber panas (lebih hemat ruang). Sehingga kadangkali tidak terlalu bagus untuk segi estetika CPU PC (subjektif).
Water or Liquid Cooling / Sistem Pendinginan dengan Cairan
Water Cooler ataupun disebut juga Liquid Cooler merupakan sistem teknologi pendinginan terbaru yang melibatkan cairan untuk memindahkan panas langsung melalui Water Block / Metal Base yang berkontak langsung dengan CPU/GPU. Cara tersebut disinyalir lebih efisien dalam memindahkan panas dari inti chip, walau begitu high end air cooler dapat menyamai efisiensi Liquid cooler dalam hal menurunkan suhu untuk peningkatan performa juga untuk saat ini. Dalam pengggunaannya liquid cooler membutuhkan radiator untuk menghilangkan panas dari cairan yang nantinya bila sudah dingin akan dialirkan lagi ke chip untuk menyerap panas lagi (Banyak varian radiator dari 120mm, 240mm, hingga yang lebih besar lagi). Dengan sistem ini liquid cooler dapat menyerap panas dan menghilangkan panas lebih optimal, dengan begitu chip akan mempunyai headroom untuk meningkatkan performa lagi. Kekurangan dari Liquid Cooler yakni harganya yang lebih mahal dari Air Cooler, meski begitu pemasangan Liquid Cooler bisa membuat sistem kamu lebih baik dalam hal estetika (karena tidak memakai heatsink dalam PC) dan lagi PC kalian akan lebih silent (tidak berisik, karena lebih sedikit fan yang dipasang).
Jadi sistem pendingan mana yang cocok untuk saya? Jadi intinya akan bergantung pada budget kamu & preferensi sistem yang ingin kamu capai. Jika kamu punya budget yang tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu mementingkan noise & Overclocking pada sistem kamu maka Air Cooler adalah jawabannya. Namun jika kamu ingin performa terbaik baik itu untuk overclocking dan sistem silent dan estetik mungkin kamu akan suka dengan liquid cooler.
Halo semua, kalian pernah gak sih ingin tahu perbedaan dari macem macem kabel internet atau disebut juga kabel LAN (ethernet cable) yang beredar saat ini? Saat kita cari di marketplace akan ada banyak banget pilihan dari yang paling mahal sampe yang paling murah sekalipun, tetapi apakah semua sama aja? Jawabannya TIDAK! , setiap jenis kabel mempunyai bandwidth data masing masing dengan spesifikasi yang berbeda beda. Nah, disini aku akan jelasin satu persatu dari mulai kabel internet Cat5 Hingga Cat 8. OK kita mulai aja kalau gitu:
1. Kabel CAT 5 (CAT5)
Kabel Cat5 pertama kali diperkenalkan untuk transmisi data kecepatan tinggi yang dibuat dengan kabel multi pair (4 pasang kabel twisted, dengan jumlah 8 kabel). Kabel ini dapat menangani bandwidth 10/100Mbps dan dapat pasang sepanjang 100 meter. Generasi kabel ini juga sering disebut juga dengan Fast Ethernet. Secara umum kabel Cat5 di desain dapat menangani hingga 100MHz.
Frekuensi kabel: 100Mhz Bandwitdth Max: 100Mbps Panjang Max: 100 Meter
2. Kabel CAT 5e (CAT5e)
Kabel Cat5e diperkenalkan sebagai versi “enchance” dari versi sebelumnya dengan improvisasi standar yang lebih ketat yakni IEEE Standart. Versi Cat5e mempunyai noise lebih sedikit dari versi sebelumnya yang berpotensial mengurangi crosstalk (Crosstalk ialah gangguan interfensi dari kabel lain yang berdekatan). Tidak seperti Cat5, versi Cat5e dapat menangani bandwidth lebih besar hingga 1000Mbps dan seringkali disebut dengan gigabit ethernet. Dengan harga yang hampir sama dengan Cat5, Cat5e telah menggantikan Cat5 secara penuh (Cat5 sudah tidak diproduksi saat ini). Untuk kecepatan 1000Mbps/1GBps, kabel Cat5e berjalan pada frekuensi 100-250Mhz.
Frekuensi kabel: 100Mhz – 250Mhz Bandwitdth Max: 1000Mbps Panjang Max: 100 Meter
Kabel CAT 6 (CAT6)
Kabel Cat6 diperkenalkan sebagai generasi baru, mempunyai fitur spesifikasi pengkabelan yang lebih baik untuk menghindari crosstalk dan noise yang lebih sedikit dari versi sebelumnya. Desain pengkabelan yang diperbarui bisa dilihat secara fisik yakni jika versi Cat5e mempunyai 1,5 – 2 putaran spiral kabel per CM, beda halnya pada Cat6 yang mempunyai minimal 2 putaran spiral kabel atau lebih per CM & selain itu pada Cat6 juga terdapat separator per sepasang kabel. Versi Cat6 dirancang untuk dapat menangani bandwidth 1Gbps pada jarak 100 meter dengan minimum frekuensi 250Mhz. Jika kabel Cat6 mempunyai panjang kurang dari 55 meter, bandwitdth yang didukung bisa mencapai hingga 10Gbps (tergantung tingkat crosstalk & noise pada kabel). Untuk harga umumnya Cat6 sedikit lebih mahal dari Cat5e dikarenakan spesifikasi kabel yang lebih ketat.
Frekuensi kabel: 250Mhz – 550Mhz Bandwitdth Max: 1Gbps pada 100 Meter / 10 Gbps pada 55 Meter kebawah Panjang Max: 100 Meter
Kabel CAT 6 (CAT6a)
Kabel Cat6a di diperkenalkan sebagai versi Augmented jika dibandingkan versi sebelumnya, pada versi Cat6a mempunyai lapisan pelindung yang lebih tebal sehingga mengurangi interfensi crosstalk dan noise yang terjadi. Dengan spesifikasi yang di kembangkan, kabel Cat6a dapat menangani bandwidth hingga 10Gbps pada 100 Meter kabel yang berjalan dengan frekuensi 500Mhz. Cat6a umumnya mempunyai harga sedikit lebih tinggi dari versi Cat6 & dikarenakan versi Cat6a mempunyai pelindung yang lebih tebal dan terkesan kurang fleksibel, Kabel Cat6a cocok digunakan pada lingkungan industri/komersial.
Frekuensi kabel: 500Mhz – 550Mhz Bandwitdth Max: 10Gbps Panjang Max: 100 Meter
Kabel CAT 7 (CAT7)
Kabel Cat7 diperkenalkan sebagai generasi terbaru dari versi Cat6a yang juga mendukung bandwidth 10Gbps, namun selain itu Cat7 secara fisik juga mendapatkan pelindung shielding yang lebih baik dari versi sebelumnya dengan satndart yang lebih baru “Class F”. Dengan penambahan shielding tambahan tersebut membuat Cat7 mempunyai peredam Interfensi crosstalk & noise yang lebih sedikit jika dibandingkan versi sebelumnya. Dengan fitur tersebut kabel Cat7 dapat menampung bandwidth hingga 10Gbps dengan stabil dengan frekuensi 600Mhz. Meski dengan standar spesifikasi yang baru pada Cat7, Secara performa Cat6a mempunyai performa yang identik dengan Cat7 dengan harga yang lebih murah dibanding Cat7. Secara umum pada penggunaannya Cat6a sering digunakan untuk sistem Surveilance / Multimedia (sistem pengawasan yang berhubungan dengan kamera CCTV dan Audio Visual) baik itu Cat6a STP/FTP, Pada Cat7 umumnya lebih cocok digunakan pada Data Center dan Jaringan korporasi yang membutuhkan kestabilan transmisi data.
Frekuensi kabel: 600Mhz Bandwitdth Max: 10Gbps Panjang Max: 100 Meter
Kabel CAT 8 (CAT8)
Kabel Cat8 diperkenalkan sebagai generasi terbaru dari versi sebelumnya namun begitu juga yang paling berbeda dengan versi sebelumnya. Kabel Cat8 dapat menangani bandwidth 25Gbps hingga 40Gbps dengan frekuensi 2000Mhz. Meski mempunyai kecepatan bandwidth yang mengagumkan, panjang kabel Cat8 hanya dibatasi sampai 30 Meter saja. Walaupun sangat berbeda dengan versi sebelumnya, sama seperti kabel versi sebelumnya, Kabel Cat8 juga kompatibel dengan versi sebelumnya. Untuk saat ini kabel Cat8 merupakan kabel transmisi data tercepat yang menggunakan konektor RJ45.
Frekuensi kabel: 2000Mhz Bandwitdth Max: 25-40Gbps Panjang Max: 30 Meter
Nah itu dia perbandingan kabel ethernet yang beredar di pasaran saat ini. Saran dari aku misal kalian bingung mau pilih yang mana, aku saranin belilah sesuai kebutuhan dan pastikan perangkat kalian mendukung kecepatan transmisi data sesuai dengan spesifikasi kabel diatas.
Hello readers, kalian mungkin sering lihat ketika kita melihat spesifikasi dari handphone pasti ada SoC (System on Chip). Seorang pembeli smartphone yang prefer performance dari sebuah smartphone pasti pertama kali lihat SoC apa yang dipakai setelah itu baru harganya berapa…haha . Benar sekali, SoC merupakan tolak ukur performa dari sebuah smartphone baru setelah itu baru diikuti yang lain seperti kustomisasi OS, resolusi layar, software bawaan..dll.
Jadi apa sebenernya SoC itu, apa bedanya sama cpu yang ada di laptop dan pc kita? Jadi, kalo dibilang SoC itu CPUnya smartphone emang bener juga karena SoC juga mencakup CPU suatu smartphone, Tetapi SoC lebih dari itu SoC juga mencakup GPU (untuk proses grafis), ISP(preprosessing kualitas camera), Modem(proses konektifitas)..dll . SoC itu juga sering disebut chipset karena mengatur CPU, GPU, DSP, ISP, Modem..dll secara bersamaan.
Oleh karena itu menurut ane, pemilihan SoC itu lumayan penting karena mencakup banyak faktor. Misal nih kalo kamu pengguna multitasking pilih SoC dengan CPU multicore yang kuat, kalau pengguna untuk gaming pilih GPU yang kuat, Kalau pengguna video atau fotografi bisa pilih ISP (Image Signal Processor) yang terbaru yang bisa memenuhi kriteria kamu (contoh: rekam video 4K 60fps, atau foto gambar resolusi super tinggi 48MP misalnya).
Sekarang udah banyak produsen SoC yang bisa kamu pilih, dan yang paling terkenal Snapdragon, Mediatek & Exynos. Kalau yang gak terlalu terkenal ada Allwinner, Rockchip, Intel, Marvell..dll . Semua brand SoC tersebut mempunyai banyak produk SoC mulai dari entry level sampai high end dan berbagai platform juga, ada tablet, lightweight laptop, convertible, tv box..dll.
Intinya SoC tuh merupakan bagian yang vital dari suatu smartphone (dan yang lain), baik kalian gunainnya cuman buat sosmed maupun ngegame bakal terasa banget impactnya. Walau begitu menurut ane dengan perkembangan teknologi saat ini SoC akan berkembang terus dan mungkin juga nantinya akan bertambah fitur baru kaya RTX (ray tracingnya nvidia) atau tensor core (Prosessor buat komputasi AI) mungkin…wkwk
Gitu aja kali ya, lama lama penulis ini jadi ngelantur kemana mana..wkwk Semoga bermanfaat gan!
Halo Men, Pernah kepikiran untuk beli komputer tetapi bingung pilih yang mana? Sebelum kita masuk ke tahap selanjutnya sekarang coba kita pikirin dulu, tujuan beli komputer untuk apa? Apakah itu untuk sekolah, kuliah, pekerjaan dalam ruangan, pekerjaan di lapangan, gaming atau mungkin mencakup beberapa dari yang saya sebutkan tadi? Nah, dari pertanyaan tadi akan mempermudah pilihan kita untuk memilih komputer yang sesuai.
Oke kita mulai aja kalo begitu, disini aku anggep kalian punya budget yang sama untuk ketiga pilihan dibawah, dan kita mulai aja dengan pilihannya:
Komputer Desktop
Dengan memilih komputer desktop kamu memprioritaskan performa dan kemampuan untuk upgrade hardware tetapi mengorbankan mobilitas. Komputer desktop cocok buat kamu yang menggunakan komputer secara stationary yakni pada satu tempat dan tidak berpindah pindah. Pada budget yang sama desktop PC menawarkan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan laptop atau tablet lalu selain itu menwarkan upgradeability yang bagus dengan versatility hardware sesuai kebutuhan kamu yakni kamu bisa merakit PC sesuai kebutuhan / keinginan kamu sendiri. Performa PC Desktop merupakan sweet spot jika kamu membutuhkan kekuatan komputasi yang terbaik yang bisa diandalkan bahkan untuk work load berat sekalipun.
Laptop
Dengan memilih laptop kamu lebih memprioritaskan mobilitas dengan sedikit opsi upgrade. Laptop cocok buat kamu yang menggunakan komputer tidak hanya dirumah saja tetapi bisa dibawa kemanapun walau biasanya dilengkapi baterai yang tidak terlalu bertahan lama tetapi cocok untuk komputasi mobile yang tidak terlalu lama (rata rata 2 hingga 3 jam on load). Meski dengan baterai tidak terlalu besar kamu bisa mengatasinya dengan melakukan charging pada tempat tertentu jika mendukung dan karena fitur ini biasanya laptop akan lebih berat untuk dibawa daripada tablet atau convertible laptop. Walau tidak secepat pc desktop dengan budget yang sama, laptop tetap memiliki performa yang lumayan untuk work load tidak terlalu berat.
Tablet / Convertible Laptop
Dengan memilih Tablet / Convertible laptop berarti kamu sangat memprioritaskan mobilitas tanpa dukungan upgrade. Tablet cocok buat kamu yang sering bepergian atau melakukan kegiatan komputasi tanpa/sedikit tempat untuk charging, biasanya tablet dilengkapi baterai yang tangguh (biasanya bertahan 5 – 8jam) jadi kamu gak perlu khawatir kalau kegiatan komputasi kamu terganggu. Meski dengan dukungan baterai yang hebat ini berdampak juga pada performa karena tablet lebih hemat daya dibandingkan laptop, dengan budget yang sama tablet cukup untuk menjalankan wokload ringan hingga sedang. Selain itu kelebihan lain tablet yakni ringan dan tidak membutuhkan space yang besar dibanding laptop.
Dengan list diatas kita bisa simpulkan kalau setiap device diatas memiliki kekurangan dan kelebihan masing masing dan diperuntukkan sesuai kebutuhan dari karakteristik customer itu sendiri. Entah itu untuk gamers, pekerjaan ataupun hiburan, setiap orang punya kebutuhan komputasi yang berbeda beda.
Apakah kamu sudah menentukan mana yang cocok buat kamu?
Hello Men, dengan bertumbuhnya teknologi fabrikasi yang makin kecil saya jadi teringat komputer pertama saya dengan CPU Pentium 2 dari intel yang masi 250nm dan jika dibandingkan saat ini (2020 pada saat saya nulis ini) sekarang udah 7nm aja. Bayangin aja tuh sekecil apa sampe 35x lebih kecil dari 250nm. Ok cukup nostalgianya, tetapi berhubungan dengan tadi, sekarang dengan fabrikasi semakin kecil membuat produsen bisa menyematkan integrated GPU yang lebih baik pada setiap generasinya.
Kalian pun pasti tahu konsol game PS4 atau Xbox One, kalau belum tahu konsol konsol tersebut itu menggunakan integrated GPU / APU loh dan gak cuman itu generasi PS5 dan Xbox Series X juga menyusul dengan teknologi yang lebih baru tentunya. Tetapi untuk PC, APU / Integrated GPU saat ini masih belum bisa mencapai performa GPU entry level sekalipun (saya bandinginnya Vega 8 & GT 1030). Semoga saja kedepannya Integrated GPU bisa lebih variatif dari low end sampai high end.
Jadi kalau discrete GPU gimana? menurut saya discrete GPU dibanding iGPU, discrete GPU lebih independent dalam mengolah grafis di PC jadi tidak mempengaruhi kinerja CPU yang membuat keduanya berjalan secara optimal. Sedangkan iGPU karena menempel pada APU pastinya akan mengurangi jatah alokasi CPU di chip APU jadi membuat keduanya tidak terlalu maksimal dan juga karena setiap chip mempunyai power limit daya setiap pemrosesan yang terjadi kadangkala akan terjadi bottleneck/overheat jika CPU dan GPU melakukan task berat secara bersamaan.
Jadi mana yang cocok buat kamu iGPU atau Discrete GPU? Jadi disini akan saya jabarkan menjadi 2 point:
Integrated GPU
Integrated GPU cocok buat kamu yang membutuhkan perangkat budget oriented. Jadi karena iGPU itu sepaket sama CPU, biaya APU biasanya lebih ekonomis (dan juga hemat daya) karena kamu gak perlu beli GPU lagi dan kamu juga masih bisa upgrade discrete GPU kedepannya. Meski begitu APU mempunyai performa CPU/GPU yang tidak terlalu optimal dibanding dedicated CPU/GPU.
Discrete GPU
Discrete GPU cocok buat kamu yang membutuhkan perangkat yang performance oriented. Jadi karena CPU dan GPU dedicated atau mempunyai space masing masing. Kinerja CPU/GPU menjadi lebih optimal karena tidak berbagi alokasi chip dan masing masing hardware punya power limitnya masing masing. Meski begitu umumnya discrete GPU lebih membutuhkan biaya lebih tinggi dibanding APU.
Oke, jadi apa kamu sudah menentukan mau pilih yang mana?
Pernah gak sih kalian pas ngedit foto / video atau melihat spesifikasi layar menjumpai aspect ratio seperti di judul artikel ini baik itu 16:9 16:10 4:3 21:9 dll. Mungkin ada yang gk tau atau mungkin belum tahu, anyway aku bakal jelasin ke kalian macem macem aspek rasio dan keguanaannya secara umum. Ok, kita mulai list nya:
Aspect Ratio 16:9
Kita mulai list ini dengan aspect ratio yang paling umum digunakan untuk video, layar hape 2017 kebawah dan monitor. Aspek rasio ini sering digunakan untuk pembuatan video konten lainnya karena screen perangkat yang kebanyakan mendukungnya. Sebagai contoh saja video pada youtube mayoritas menggunakan video beraspek rasio 16:9 dengan resolusi yang mengikuti baik itu 720p, 1080p, 1440p ataupun 4k. Dan sebagai tambahan ketika kita mengambil video maupun foto pada kamera (hape maupun dslr) selalu ada opsi resolusi pada 16:9.
Aspect Ratio 9:16
Sebenarnya aspect ratio ini adalah aspect ratio 16:9 yang scara vertical. Aspek rasio ini merupakan versi potrait dari 16:9 yang membuatnya menjadi 9:16. Penggunaannya sering kita dapati ketika kita mengambil gambar maupun video secara potrait dan sekarang sudah banyak platform yang mendukung aspek rasio ini seperti youtube, instagram dan tiktok (sekarang lagi booming). Meski banyak platform yang mendukung kontennya tidak sebanyak versi landscapenya.
Aspect Ratio 4:3
Untuk aspek rasio 4:3 sebenarnya udah ada dari jaman dahulu sejak awal mula TV tabung dan LCD membanjiri pasar. Aspek rasio ini pun sampai sekarang juga sering kita jumpai ketika kita melihat video lama di youtube ataupun foto lama kalian. Meski begitu aspek rasio ini juga masih digunakan pada kamera kalian baik itu hape maupun dslr, aspek rasio ini selalu ada dan menjadi opsi ketika kalian ingin mengambil foto maupun video.
Aspect Ratio 1:1
Selanjutnya aspek rasio 1:1 atau kotak persegi dan ini aspek rasio yang sama tuanya atau lebih tua dari 4:3. Hampir sama seperti 4:3, aspek rasio ini masih banyak kita jumpai pada konten di internet. Pada kamera kalian pun juga biasanya ada opsi untuk aspek rasio ini baik itu untuk pengambilan gambar maupun video.
Aspect Ratio 16:10
Aspek rasio ini ada sebelum 16:9 dan biasa digunakan pada layar monitor widescreen handphone, dan tablet dengan sedikit pelebaran. Meski jarang masih ada beberapa konten yang menggunakan aspek rasio ini baik itu foto dan video yang bisa kita jumpai saat ini. aspek rasio ini sudah jarang dijumpai semenjak pada tahun 2008 dan merupakan versi upgrade dari 16:9 dengan sedikit pelebaran.
Aspect Ratio 21:9
Gimana udah banyak kan yang aku sebutin dan untuk aspek rasio ini sering disebut dengan ultrawide pada monitor dan untuk konten creation menyebut ini aspek rasio cinemascope karena sering digunakan untuk video cinematik. Menurut penggunaannya aspek rasio ini sering kita jumpai pada monitor komputer dengan nama ultrawide monitor dan pada smartphone juga kadang kita bisa jumpai pada seri flagship.
Aspect Ratio 19.5:9
Yang terakhir adalah aspek rasio 19.5:9, dan yang terakhir ini sering kita jumpai pada aspek rasio smartphone kalian. Meski tergolong baru tetapi karena banyak industri yang mengadopsi aspek rasio ini untuk ukuran layar produksi ponsel mereka aspek rasio ini semakin booming, dan sekarang mulai banyak content creator yang menggunakan aspek rasio iuni untuk pembuatan konten mereka karena mereka mengopstimasi untuk pengguna ponsel dan juga meski user menggunakan aspek rasio 16:9 atau 16:10 , user masih bisa menonton video dengan sedikit black bars diatas bawah tapi itu tidak masalah bukan.
Nah mungkin itu aja sih yang aspek rasio yang umum digunakan saat ini menurut aing yang bisa kusebutin, jadi intinya masing masing aspek rasio tuh punya penggunaan masing masing dan tujuannya.
Saat ini dengan perkembangan teknologi ngedit video pun bisa dilakukan di OS android. Meskipun jika dibandingkan dengan editor Video di PC, editor video di android mempunyai limitasi pada beberapa fitur, tetapi semakin kesini editor video di Android kini sedikit demi sedikit menghadirkan fitur editing yang dulunya hanya ada di PC. Dan dari sekian banyak aplikasi di android, berikut ini beberapa aplikasi yang menurut saya terbaik untuk saat ini yang diantaranya adalah:
Kinemaster
Yap kinemaster saya taruh di list pertama list ini. Kinemaster mempunyai fitur yang sangat lengkap dibanding editor lain yang antara lain bisa membuat editing video multi layer lebih dari aplikasi lain. Selanjutnya untuk menurut saya fitur fitur seperti greenscreen PiP (Picture in Picture), transisi, audio filter, greenscreen..dll yang menurut saya fiturnya lebih matang dari lainnya. Dan yang terakhir komunitas dari kinemaster menurut saya yang paling besar, kalian bisa dengan mudah mencari tutorial ataupun bertanya melalui forum forum editing kinemaster.
Powerdirector
Lanjut ke urutan kedua menurut saya PowerDirector pantas untuk dinobatkan menjadi nomor dua. Sebagai pertimbangan saya memilih aplikasi ini ialah dukungan import dan render hingga 4K 60fps. Selain itu meski fiturnya tidak selengkap kinemaster, PowerDirector menawarkan fitur inti dengan beberapa pembatasan seperti limit jumlah layer dan kustomisasi layer lebih simple. Meski begitu powerdirector mempunyai interface yang menurut saya lebih mudah untuk dikuasai dan fitur fiturnya tergolonghampir bisa menyamai kinemaster.
Viva Video
Ketiga ada Viva Video dengan fitur resource yang sangat bervariasi dari filter video, audio dan banyak template lainnya membuat viva video layak dapat peringkat ketiga versi saya. Dengan fitur inti yang sama dengan editor video diatas Viva Video lebih mengutamakan user friendly interface dan feature resourcenya yang banyak yang lucu lucu membuatnya editor video yang cocok untuk kalangan mayoritas cewek (yang cowok juga ada). Salah satu feature viva video yang tidak ada di editor video lain yakni beautify, yang bisa membuat wajah kamu jadi lebih good looking dengan mengimport video kamu dan add effect beautify di aplikasi ini.
Filmora Go
Dengan jargon go didalamnya filmora go memang dikhususkan untuk editor video yang simple & problem solving. Filmora go menurut saya lebih simple dari editor video diatas dan hanya menawarkan fitur fitur yang penting saja dengan minim kustomisasi walau begitu filmora go memang dikhususkan untuk pengeditan video yang cepat. Meski begitu Filmora Go dapat kamu andalkan untuk pengeditan ringan harian kamu.
So guys, diantara aplikasi editor video android ini menurut kamu mana yang paling bagus atau kalian punya pilihan lain selain di list ini? Yah list ini merupakan pengalaman dari yang aku ketahui selama ini dan mungkin aja bisa salah CMIIW. Jadi intinya pilihlah aplikasi manapun yang kalian suka dan nyaman pakainya karena apa yang aku sarankan belum tentu cocok untuk kalian. Happy editing guys 😀